Hakikat Puisi Lama
Puisi adalah ungkapan imajinatif yang dirangkai dengan irama dan memperhatikan pemaknaan. Jauh sebelum kita mengenal puisi komtemporer masa kini, dulu puisi telah banyak dibuat dengan berbagai bentuk dan kaidah, yaitu puisi lama. Puisi lama berbeda dengan puisi baru. Menurut Alisjahbana puisi lama adalah bagian dari kebudayaan lama yang dipancarkan oleh masyarakat lama.
Bentuk-bentuk puisi lama:
1. Syair, yaitu sajak yang terdiri atas
empat baris dalam satu bait. Baris pertama hingga terakhir pada syair berima
a-a-a-a.
Contoh:
Sengsara
gerangan takdirnya untung (a)
Sebagai nasib
si bunga betung (a)
Hanyut di
sungai terkatung-katung (a)
Diejekkan kera
dan lutung (a)
2. Karmina, yakni sajak yang terdiri
atas dua baris saja. Umumnya berisi sindiran atau gurauan.
Contoh:
Kayu lurus
dalam ladang
Kerbau kurus
banyak tulang
3. Pantun, yaitu sajak yang terdiri
atas empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan
sampiran, sedangkan baris yang ketiga dan keempat adalah isi. Pantun
menggunakan rima a-b-a-b. Pantun memiliki banyak jenis, seperti pantun
berkasih-kasihan, pantun jenaka, pantun agama, pantun perdagangan, pantun
berduka, dan lain-lain.
4. Talibun, sebenarnya dapat
dikategorikan dengan pantun, jika pantun hanya terdiri dari empat baris,
talibun memiliki lebih dari empat baris.
5. Gurindam, yaitu puisi lama yang isi
dan temanya tak berbeda dengan pantun, karena kebanyakan berisi nasihat dan
mendidik.
Bait, Irama, dan Rima
1. Bait
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 91), bait adalah satu kesatuan dalam puisi
yang terdiri atas beberapa baris. Fungsi bait adalah membagi puisi menjadi
bab-bab pendek.
2. Irama
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 442), irama adalah alunan yang tercipta
oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek serta
kemerduan bunyi.
3. Rima
Rima adalah
persamaan atau perulangan bunyi (Wiyanto, 2005: 29).
Daftar Pustaka
Alisjahbana,
Sutan Takdir. 1982. Puisi Lama. Malaysia: Zaman Baru.
Depdiknas.
2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiyanto, Asul.
2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Sembodo, Edy.
2010. Contekan Pintar Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA. Jakarta: Hikmah.
http://indostamas.wordpress.com/2010/09/24/menulis-puisi-lama-dengan-memperhatikan-bait-irama-dan-rima/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar